06 Oktober 2015

Lelaki Berwajah Teduh #part1



di satu malam, dimana sang anak perempuan sedang menikmati pelukan ibunya yang baru saja pulang dari tanah suci...
melepas rindu seorang anak pada ibunya dan sebaliknya...

anak perempuan : Ibu, ini Mas2 yg ika ceritakan waktu ibu sedang di Madinah kemarin *sambil nyodorin hape*
ibu : wajahnya teduh ya, Ik *sambil terus mandangin hape*
anak perempuan : ...
ibu : ...
*terjadilah moment of silent antara ibu dan anak perempuannya selama 5 menit, sama2 memandangi layar hape yang sama*

...yang kemudian terjadilah conversation panjang mengenai sang lelaki berwajah teduh.

Sampai keesokan paginya, sang anak perempuan masih keheranan dengan komentar singkat sang ibu, karena dari sekian lelaki yang diperkenalkan, hanya lelaki ini yang gayungnya bersambut.

Sampai saat ini pun, sang anak perempuan masih belum beranjak dengan keheranannya...

NB : tertulis dengan rasa kangen yang akut

28 Juli 2015

Efek CLC


 
*lagi iseng plus , sapa tau bisa ikutan celebrity lip sync combat :D :D :D* 

*pipinya tirus... i miss my pipi chubby :'(*

29 April 2015

Short Escape, Bandung

Akhirnya, setelah lebih dari 2 tahunan saia nunggu - nunggu dan setelah 2 kali -hampir- berhasil, tahun ini nyampek juga ke Kawah Putih, Ciwidey, Bandung.

Tahun 2013, pertama kalinya rencana ke kawah putih ini tercetuskan. Setelah berhasil menghasut temen - temen MARS'04 Chapter Jakarta, akhirnya diputuskan kami berenam (saia, kukuh, angjuang, dienis, heru "sumrintil" & mas sugeng) berangkat juga ke Bandung, sekalian ke undangan nikahannya si Budi "Lampung". Saia lupa deh, saat itu Ciwidey masuk kedalam list itinerary atau 'nggak, yang pasti saia inget adalah saat itu untuk pertama kalinya saia menginjakkan kaki di Bandung, dan itu menjadi bahan bully-an mereka sejak pertama ngejogrokin pantat di jok mobil. Tapi bully-an mereka gak sesadis bully-an temen - temen di WA grup. Emang deh, mereka ini suka banget kalau saia tertindas dan terintimidasi x_x Tapi meski begitu, I love them, all :*


Di tahun itu, kita hanya sempet ngunjungin Gunung Tangkuban Perahu. Karena saia "anak gunung" dalam artian sukayangsesukasukanya dan gakadabosesnbosennya sama semua-muanya yang berhubungan dengan gunung, maka saat disana, saia sangat sangat dan sangat menikmati suasana dingin, segarnya udara gunung, nyeruput kopi item yang lagi ngepul - ngepul ditemenin pisang goreng anget yang segede - gede palu (ini aslik, 1 buah pisang, gak pake dipotong - potong) dan nongkrong di warung like a boss, menghadap kawahnya gunung Tangkuban Perahu. Semua terasa bagai menemukan nirwana kecil dunia, suasananya, pemandangannya dan makanannya. 

Sedihnya, Kawah Putih gagal kita kunjungi, karena waktunya udah gak memungkinkan lagi. Di Bandung, kami hanya 2 hari 1 malem. Seharian sudah dihabiskan di Gunung Tangkuban Perahu, Bandung Utara. Sedangkan hari kedua dihabiskan ke nikahannya Budi "Lampung".

Tahun 2014, kembali saia "memaksa" temen - temen MARS'04 Chapter Jakarta buat jalan - jalan lagi ke Bandung :D Trip kali ini, formasi pesertanya udah ganti tapi jumlahnya tetep 6 orang (saia, kukuh, angjuang, umar, ilham, cindi) + 1 keluarga kecilnya si Daidy, dengan destinasi utamanya ke Kawah Putih (teteup...kekeuh pisan lah pokoknya Si Eneng mah).

Hari pertama, kita abisin di Floating Market, Lembang. Awalnya saia penasaran, Floating Market ini maksutnya apa kita makannya di tengah - tengah danau sambil ngapung - ngapung gitu ato gemana. Eh, ternyata, yang ngapung - ngapung cuma penjualnya pake sampan - sampan kecil yang merapat ke dermaga, udah, gitu aja. kalo tempat makannya sih sama aja seperti kita makan di tempat makan. Yak elahhhhhhhhh x_x

Lanjut ke hari kedua. Sesuai rencana utama, kita berangkat ke Kawah Putih, Ciwidey. Karena udah kecapekan dari Lembang hari kemarennya, kita semua pada bangun kesiangan dan baru jam 10.00 am berangkat, yang mana ini sudah kesiangan banget, yang mana juga pasti kejebak macet berkilokilo. Ya udah lah ya, kita akhirnya berangkat juga, nothing to lose, nyampe sukur, kagak juga sukuurrrrrrr.

Apa yang kita takutkan ternyata kejadian juga. Jalan menuju Kawah Putih macet TOTAL....TOTALLLL. Saking macetnya, kecepatannya mobil hanya 2 - 5 Km/jam, dan kita sampe jam 01.00 pm, masih belum setengah perjalanan. Terjadi kegalauan antara mau pulang balik aja, atau gigih bertahan apapun yang terjadi :D Akan tetapi, kegigihan tinggallah kegigihan belaka, Kawah Putih tetaplah tak bisa terjangkau. Kamipun pulang balik tanpa Kawah Putih :(

Tahun 2015, kali ini, trip Bandung saia tidak lagi di temenin sama MARS'04, gak pake mobil dari Jakarta, gak rame - rame & pas di Long Weekend. Jadi bisa menikmasti Bandung dengan tenang dan damai. Untuk pertama kalinya, saia ke Bandung pake kereta api eksekutif Parahyangan. Kenapa kereta api? karena satu, macetnya ampun - ampun-an kalo pake mobil ke Bandung di long weekend, dan dua, saia belum bisa nyetir mobil, titik :D

Misi kali ini, sudah pasti Kawah Putih saia list-kan di hari pertama, dan kali ini, saia gak pake style "backpacker" andalan untuk menuju ke sana, mengingat penantian selama 2 tahun ini ;;)

Setelah melewati jalur yang sama seperti jalur tahun lalu, kali ini gak ada macet sama sekali...SA MA SE KA LI, lancar se lancar lancarnya. Trauma dengan kegagalan masa lalu (eee cieeee), saia berangkat dari penginapan pagi pagi banget, jam 08.00 am TENG!!! Dalam hitungan hanya beberapa jam saja, akhirnya Kawah Putih Ciwidey saia taklukkan. Heuheuheuheu. Saia nikmati dengan sepenuh hati sesaknya asap belerang dan hamparan putih batu kapur yang menyilaukan mata.

Berbeda dengan suasana Kawah Gunung Tangkuban Perahu, di sini, gak ada yang namanya ngopi - ngopi cantik, gak ada warung yang jualan pisang goreng panas, gak ada udara segar pengunungan, yang ada hanya udara sesak asap belerang dan silaunya batuan kapur.

Aturan mengunjungi kawah ini, tidak diperbolehkan terlalu lama berada di sekitar kawah, maksimal 15 menit. Seriously, asap belerangnya itu nusuk banget, gak hanya di hidung tapi juga di mata, jadi memang gak bisa terlalu lama berada di bibir kawahnya.

Karena gak bisa lama - lama, akhirnya dengan kecepatan maksimal, saia berpose gini gitu ini itu sampe puas, setelah itu naik ke atas lagi dan menikmati si Kawah Putih dari atas beberapa jam sambil beristirahat.

Meskipun hanya bisa dinikmati sekejap, Kawah Putih tetap menorehkan ruang khusus di hati dan kenangan saia, seperti kawah - kawah lainnya yang suatu saat nanti akan saia kunjungi. Ya, su a tu sa at nan ti ^_____________^



Bisaaaaa gitu ya, gerbong kereta ditumpukin kayak gini :D

Look what i found....i love it ;;)
Wilujeng Sumping di Bandung :)
Stasiun Bandung
Pose maksimal enjelina jolih :D
entahlah ini peose apa namanya :D
View Kawah Putih dari atas bukit
Berasa jadi yang punya kawah putih :p
Sempetin baca legendanya Kawah Putih ya :)
Trekking bentar untuk bisa menikmati Kawah Putih dari atas bukit
Kadang saia berpikir untuk jadi petani saja, dengan penghasilan 20 juta per bulan :D
Kenapaaaa tiap foto landscape begini, gak di jogja, gak di sini, awan gelap gini mesti jadi Photo Bombing, padahal backgroundnya udah kece banget :(
Foot Note:
1. Jalur ke Kawah Putih ini merupakan jalur rawan macet, yang macetnya itu gak kira - kira. Kita bisa stuck berjam - jam di satu area yang sama, apalagi di waktu weekend. Jadi, berangkatlah pagi - pagi banget kalau departure point-nya dari Bandung kota. Tapi jangan seneng dulu, boleh jadi pas jalur naiknya lancar jaya, tapi pas turunnya, arah Bandung bisa jadi macet parah.

2. Jalur Kawah Putih udaranya seger banget, udara khas pegunungan. Ada baiknya kalau kita matikan AC mobil terus buka jendela lebar - lebar dan hirup udara segar sebanyak - banyaknya, kalo perlu karungin atau plastikin buat stock pas balik ke kota lagi :D

3. Bawa masker untuk meghindari sesak nafas akibat asap belerang yang menusuk
4. Sepanjang jalur Kawah Putih, banyak terhampar kebun teh di kanan kiri. Jika sempat, berhenti sebentar, cari view & spot yang oke banget, terus foto deh ;)
Where to eat:
Where to stay:


20 Maret 2015

#Weekend XOXO

Hi you :)

Lagi males nulis.... *inspirasi nulis lagi terbang 'ntah kemana, ngilang*

Lagi suka lagu ini... *langsung meleleh, peluk jauuuuh*

"So honey now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Place your head on my beating heart
I'm thinking out loud
maybe we found love right where we are"


"Dia indah meretas gundah 
Dia yang selama ini ku nanti 
Membawa sejuk, memanja rasa 
Dia yang selalu ada untukku
 

Di dekatnya aku lebih tenang 
Bersamanya jalan lebih terang
 

Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku 
Berdua kita hadapi dunia 
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju 
Bersama arungi derasnya waktu
 

Kau milikku, ku milikmu 
Kau milikku, ku milikmu"



Happy weekend, can't wait until 3rd April...Bandunggggg, I'm comingggg ^_^
*dan gw harus dandan yang keceeeee*

01 Februari 2015

Book Review : Sabtu Bersama Bapak - Adhitya Mulia



Hi February... finally, i meet this lovable month. A month that will change my life, that f*****g loneliness will be over soon :)

Self chalenge saia bulan ini adalah #3booksInAMonth. Dua buku sudah teronggok manis menunggu giliran untuk disikat, “Bulan Terbelah di Langit Amerika” & “30 Paspor Di Kelas Sang Profesor”. Self chalenge lainnya, akan segera menyusul.

Minggu pagi ini, seperti biasa, saia kembali nge-blog ditemani alunan soundrack TV Series Jepang favorit saia “Kekkon Shinai” dan rintik – rintik hujan diluar kamar. Sabtu – Minggu ini, memang jadwal saia untuk meringkuk cantik di kamar kos –kosan setelah beberapa minggu kemarin kelayapan kemana – mana, jadilah weekend ini saia mengambil hak “me time” dan menikmati damainya sendiri di dalam kamar.

Dua hari, cukup rasanya untuk menuntaskan buku “Sabtu Bersama Bapak” karangan Adhitya Mulia. Awal perkenalan saia dengan buku ini saat membaca deretan tweet beberapa waktu lalu. Prediksi saia saat itu adalah buku ini semacem buku yang “Cetek” dengan makna seujung jari kelingking (hehe, maaf ya Mas Adhit, saia under estimate duluan). Ternyata saia salah besar, buku ini sarat makna. Parenting gudeline yang simpel dan tidak pernah hadir dalam benak saia tema dan alur cerita yang seperti ini. Great job Mas Bro!!!

SBB (Sabtu Bersama Bapak), seorang Bapak (Pak Gunawan) yang berusaha menanamkan sifat ke-bapak-kan kepada kedua putranya Satya (Sulung) dan Cakra (Bungsu) dan mengajarkan kepada Sang Istri (Ibu Itje) cara hidup mandiri tanpa tergantung kepada orang lain termasuk anak – anak setelah wafatnya sang Suami.

Pak Gunawan

Yang saia suka dari karakter Pak Gunawan adalah he’s such a good planner. Seseorang yang menjunjung tinggi prinsip “Gagal merencanakan adalah merencanakan kegagalan”. Bagi beliau, semua aspek dalam hidup harus sudah dirancang jauh – jauh hari. Pendidikan, financial, pernikahan & rumah tangga. Dengan adanya perencanaan, goal setting setidaknya sudah 50% tercapai, tinggal bagaimana eksekusinya.

Jadi, Pak Gunawan ini mengidap kanker, usianya didiagnosa oleh dokter tinggal satu tahun ke depan. Sedih, sudah pasti. Beliau kemudian mempersiapkan segalanya untuk keluarga yang akan ditinggalkan. Istrinya, kedua anaknya, semuanya beliau persiapkan. Kemandirian financial untuk Bu Itje dan “rekaman video” berisi petuah – petuah bijak untuk diputarkan kepada kedua anaknya setiap Sabtu. Lewat rekaman itu, mendidik anak – anaknya dengan cara yang sangat cerdas dan hangat, meskipun sosoknya tak lagi bersama mereka.

Ada yang menarik dicerita berjudul “Sulung”. Mungkin karena saia anak sulung, jadi ngepas – ngepasin banget sama cerita ini :D

Kamu anak sulung, kamu harus kasih contoh untuk adik – adik kamu.
Saya suka sedih setiap kali ada orangtua yang memberi itu kepada anak sulungnya
Kemudian beliau mencontohkan beberapa hal kepada Bu Itje dan menyimpulkan bahwa “menjadi panutan bukan tugas anak sulung kepada adik – adiknya. Menjadi panutan adalah tugas orang tua untuk semua anak”

I (totally) agree, Sir!!!!! Betapa banyak anak sulung di luar sana (termasuk saia) yang selalu dibebani dengan “harus jadi panutan”, “harus sukses”, “harus rangking 1”, “harus sekolah di sekolah favorit”, “harus bayarin ini”, “harus bayarin itu” dan harus – harus yang lain. Jika harus jujur, si Sulung akan sangat terintimidasi dan berjalan seperti robot (padahal sebelumnya cantik dan luwes seperti barbie....buat yang cewek). Di keluarga saia, intimidasi seperti itu tidak terlalu banyak, meskipun ada, tapi itu masih bisa terhitung dengan jari.

Di lain cerita, rekaman sang Bapak menayangkan beliau sedang asyik bersama kedua anaknya sibuk membuat replika Kapal Induk. Imajinasi kedua anak dengan sengaja dibawa oleh Sang Bapak untuk dituangkan kedalam Kapal Induk jadi – jadian itu. Ada control tower, meriam, landasan, juga ada cerita di masing – masing area. Makanya, calon suami saia nanti setidaknya punya keahlian lebih membuat barang jadi – jadian seperti, selain saia sangat lemah dalam hail ini, anak – anak pasti lebih senang jika mainannya bikinan sendiri dibantu orang tuanya. Percaya deh, keasyikan itu akan terekam sampai kapanpun, ,eskipun mainannya hanya layang – layang.

Jaman saia masih kecil, Bapak selalu membuatkan saia & Dek Imam mainan. Ada layangan, ketapel, akuarium jadi – jadian, rumah-rumahan burun dara, pancing, mobil2an beroda dari pelepah pisang. Haha, Bapak saia sangat jago di bidang keterampilan, pekerjaan beliau sangat rapih. Sayangnya, itu tidak menurun kepada saia x_x , untuk seni dan keterampilan, nilai saia gak pernah beranjak dari angka 7, sekalinya pernah dapat 8 pas kelas 2 SMA. Untuk mata pelajaran ini, saia sangat tergantung pada beliau, I love you Dad :’)

Satya

Sosok anak Sulung kebanyakan. Cerdas, kuat, tangguh, berprestasi, dapet kerjaan bagus, patuh dan sayang keluarga. Replika umum seorang Bapak muda. Satya belajar banyak dari Sang bapak tentang bagaimana menjadi suami yang baik bagi istrinya dan mendidik ketiga anak laki – lakinya. Sang Bapak menjadi teladan yang baik bagi Satya.

Bapak Muda, Engineer di perusahaan Oil & Gas di Jerman dengan sistem On/Off shift. Berjauhan dengan keluarga, membuat kualitas pertemuan menjadi hal yang sangat berharga bagi dia dan keluarga kecilnya.

Hal yang paling saia ingat dari sosok Satya adalah saat dia mengajarkan Ryan untuk melawan penindasan (bullying) yang dilakukan teman – temannya di sekolah. Satu, dua kali, bisa kita toleransi, kali ketiga adalah batas toleransi, Ryan harus berani melawan penindasan tersebut. Bukan untuk soik jago, bukan juga untuk suatu kemenangan.

“mungkin Ryan akan kalah berantemnya. Tapi Ryan akan memenangkan hormat mereka”

Dulu, saia adalah anak perempuan dengan tingkat ke-cengeng-an diatas rata – rata. Di TK, sepanjang hari harus ada Mbak Ru yang harus nungguin & stand by di jendela/pintu kelas selama pelajaran berlangsung, jika sedetik saja saia liat Mbak Ru gak berdiri di sana, saia akan belingsatan lari keluar kelas, gak peduli guru lagi nerangin apa. Padahal si Mbak Cuma ke toilet bentar x_x

Kebiasaan itu berlanjut sampai hari pertama sekolah SD. Hanya saja sekarang saia diantar Bapak. Dimenit – menit awal, Bapak masih stand by di pintu kelas, akan tetapi setelah 15 menit, beliau sudah tidak terlihat. Daannnnn, seperti biasa, saia belingsatan lari keluar kelas, menemukan Bapak sedang berdiri di pojok depan kelas. Saia nangis. Bapak memukul lengan saya dengan buku dan mendudukkan saia di depan kelas. Beliau duduk disamping saia. Tidak banyak yang Bapak bilang saat itu, hanya “Ika, Bapak mau mengajar dulu di sekolah Bapak ya. Ika disini, belajar, gak boleh cengeng, sudah gede, malu sama teman2 yang lebih kecil, jangan jadi penakut. Jam 10 nanti Bapak kesini lagi.” Saia hanya mengangguk dan membiarkan beliau membimbing saia kembali ke tempat duduk. Berbincang sebentar dengan Wali Kelas untuk menitipkan saia kepada beliau. Wali kelas menghampiri saia dan Bapak pergi mengajar setelah yakin saia sudah bisa ditinggalkan.Sejak kejadian itu, saia gak lagi cengeng. Bahkan saia punya geng yang melawan penindasan kakak kelas, yang meski sudah pasti kalah, setidaknya saia sudah memperjuangkan hak saia & teman2 :D

Dari Satya, saia juga belajar untuk menjadi pasangan yang terbaik untuk istrinya. Dan mengingatkan saia untuk menjadi calon istri yang sholehah, sehat, menarik bagi suami, pinter masak & ibu, guru & teman bagi anak – anak kelak.

“I can’t ask for a better you,
You, however, deserve a better me”

Cakra

Satya, Kakaknya, menyebut dia Pria Tuna Asmara & Gembel Cinta. Ya, dia jomblo, 30 tahun, (mungkin) agak sedikit ganteng, grogi deket sama mahluk bernama perempuan :D

Meskipun dia termasuk pada sekelompok pria kategori culun, tapi saia suka gayanya. Untuk pria culun seperti ini, menjadi pendengar yang baik is a must. Akan ada banyak hal yang tak terduga dan “oh iya ya, betul juga”, yang terkadang kita skip dari kehidupan sehari – hari. Dengarkan setiap celotehnya dan akan kita dapati beberapa petuah bijak :) 

Dia jomblo, bukan karena tidak tertarik pada perempuan, akan tetapi dia begitu mendalami semua pesan Sang Bapak. Dia Jomblo, karena mempersiapkan pernikahannya ke depan. Di usia 30 adalah target pencapaiannya untuk merampungkan persiapan itu. Rumah, pekerjaan mapan, Financial yang sudah dipersiapkan untuk istri dan anak2nya ke depan, semuanya. Sampai di waktu dia harus mempersiapkan calon pendamping hidupnya. 

Pernikahan dari sebuah perjodohan bukannlah sesuatu yang haram atau pun memalukan. Bahkan dari sekian banyak metode untuk menemukan pasangan hidup, menurut saia, perjodohan dari orang tua adalah metode yang paling jitu dan aman.  

Satu, Orang tua tidak akan mengenalkan anaknya pada orang yang gak kuat agamanya
Dua, Orang tua tidak akan mengenalkan anaknya pada keluarga yang tidak jelas/jelek bibit & bobotnya
Tiga, ketika kedua orang tua mengenalkan anak – anak mereka, 90% kemungkinan restu sudah di tangan
Empat, persaingan dimatikan. Si laki dikenalkan pada perempuan, orangtua dari perempuan tsb akan menutup laik – laki lain untuk mendekati anak perempuannya

Beberapa cuplikan yang saia catat untuk bekal (setidaknya) persiapan mental menjelang pernikahan kelak:

“Kata bapak saya...dan dia dapat ini dari orang lain. Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. Yang sama – sama kuat. Bukan yang saling mengisi kelemahan, karena 3 – 3 = 0 sedangkan 3 x 3 = 9”

Di lain kutipan :

“Saya pilih kamu (sebagai istri).
Tolong pilih saya, untuk menghabiskan sisa hidup kamu. Dan saya akan menghabiskan sisa hidup saya bersama kamu.
Percayakan hidup kamu pada saya. Dan saya penuhi tugas saya padamu, nafkah lahir dan batin
Pindahkan baktimu. Tidak lagi baktimu kepada orangtuamu. Baktimu sekarang pada saya.”

Begitulah, buku ini sangat mengena dan menorehkan begitu banyak pesan dibenak saia. Menjadi pribadi yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga & orang lain atau setidaknya menjadi pribadi yang tidak menyusahkan orang lain, itu sudah cukup.

Hujan diluar sudah reda. Jam 1 siang. Waktunya mengisi perut, have a great weekend ;)

Reading is hot...writing is cool B-)