19 Mei 2014

Finish Line


Akhirnya, sampai juga saia pada “Finish Line” dalam ikhtiar “Grumpyman”.

Hari ini, resmi sudah surat itu hadir senyata –nyatanya tanpa ada satupun yang bisa mencegah.

Surat itu adalah harga mati yang tak bisa lagi tertawar.

Jauh sebelum hari ini, firasat datang bertubi – tubi yang mengisyaratkan hati dan pikiran saia untuk berhenti di suatu titik.

Dan, Inilah titik itu.

Titik dimana saia akan menanggalkan semua harapan dan kenangan secara utuh menyeluruh, tanpa jejak, tanpa sisa.

Dan kembali memulai langkah yang akan saia mulai kembali dari titik nol.

Hanya saja kali ini, arah yang tertempuh akan sangat berbeda.

Tak akan ada lagi spekulasi bersifat manusiawi.

Yang ada hanya totalitas pengharapan pada Ilahi.

Mungkin dulu saia salah langkah, mungkin juga saia menuju arah yang bukan seharusnya menjadi tujuan dan bisa jadi terlalu tergesa – gesa.

Biarkan dulu hati ini kosong, tanpa ada satupun materi yang bisa mengusik agar bisa merasa sentuhan Ilahi dengan Cinta Yang Maha Dahsyat

Akan saia sesap setiap sari Cinta-Nya, karena hanya Cinta-nya yang setia dan tak pernah sekalipun menyakiti, mendamaikan.

Hingga Cinta-Nya lah yang akan mengantarkan satu hati yang siap untuk dileburkan bersama hati yang lain.

Hanya saja, 

Saat ini,

Saia tetaplah manusia dengan segala keterbatasan sifat manusiawinya.

Maaf jika sementara waktu saia tak akan lagi sama.

Hati saia belum siap untuk menerima serangan bertubi – tubi yang rasanya nyaris menyayat semua urat syaraf di tubuh.

Biarkan jarak yang meng-asing-kan.

Biarkan bisu yang akan men-jauh-kan.

Biarkan waktu yang akan melumatkan.

Tak kan lagi mencari, tak kan lagi membisik, tak kan lagi mendekat.

Saia hanya ingin menjaga hati dari pengharapan palsu yang ia buat – buat sendiri.

Sampai ia siap untuk kembali normal.

Maafkan saia.

Memulai Lagi Langkah Kecil Yang Terlupakan

Sabtu siang itu, kembali saia menjejakkan kaki di pelataran Masjid Ukhuwah Islamiyah – Universitas Indonesia , Depok. 

Ini adalah pertemuan ke-2 liqa’ yang baru saia ikuti bersama beberapa alumni UI.

Alhamdulillah, Allah SWT mengabulkan do’a saia beberapa waktu lalu (read this post) melalui perantara sahabat saia, Sepritahara. Melalui Sepri, akhirnya, setelah hampir 6 bulan lamanya saia berikhtiar mencari dan berdo’a agar diizinkan kembali berkumpul bersama orang – orang shaleh dan shalehah berjuang di jalan Allah SWT, dikabulkan. Alhamdulillahirabbil’alamin. Insyaallah, tidak pernah ada kata terlambat untuk kembali memulai suatu kebaikan.

Terakhir kali saia mengikuti liqa’ / metoring / sejenisnya saat saia belajar di MTs. N Bangkalan, Madura. Bersama beberapa teman, kami mengadakan pertemuan sekedar membahas beberapa tema Fiqih, Tarikh, Muamalah sampai ke English Club, juga beberapa kegiatan Islami yang lingkupnya tidak hanya lingkungan sekolah kami, tapi juga gerakan kami sampai merangkul dan menyatukan Mts.N se-Madura. Ada satu kegiatan saat itu yang sangat saia ingat, pertemuan perwakilan beberapa Mts.N se-Madura di daerah Pamekasan yang membahas tentang akan dibentuknya organisasi Mts.N se-Madura. Alhamdulillah, saat itu saia ditunjuk sebagai Ketua Umumnya. Saat itu juga, saia langsung merancang garis besar kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan sampai sistem pengelolaan anggarannya akan seperti apa. Merinding rasanya jika mengingat – ingat saat itu. Seorang Ika, begitu bersemangatnya untuk berdakwah meski dalam skala kecil, tapi sangat all out dalam menuangkan semua ide – ide yang ada di otaknya (yang agak2 miring sedikit sih sebenernya :D) dan berusaha secara total untuk mewujudkan semua ide itu. Ah, saia sangat merindukan masa – masa itu. Masa berpidato di hadapan teman – teman, guru, Kep Sek sampai Bapak Bupati, mengumpulkan teman2 yang se-ide untuk membahas sesuatu yang gak penting sampai ke sangat penting, rapat redaksi buletin sekolah sampai malem, setiap minggu sore bareng – bareng kumpul di pelataran Masjid Agung Bangkalan yang saat itu saia tempuh jalan kaki yang jauhnya sekita 2 kiloan buat ‘ngajar santri TPQ yang kadang ada yang gemesin ada juga yang ‘ngeselin , semuanya saia jalani dengan sangat bersemangat, seperti tak pernah ada kata lelah.

Masa SMA dan Kuliah, kesibukan saia sudah berbeda, organisasi – organisasi yang saia ikuti tak lagi sama seperti masa Tsanawiyah dulu. Dan secara tidak langsung, membuat lupa akan langkah kecil yang pernah saia titi dulu. Bahkan parahnya, saat kuliah, saia sama sekali menghindar dari kegiatan – kegiatan seperti liqa’, mentoring dan semacemnya, bahkan saia sampai pada pemikiran bahwa mbak – mbak yang berjilbab lebar dan bergamis itu terlalu mengeksklusifkan diri dg hanya mau bergaul dg sesama mereka dan men-judge “kami-kami” ini dg yang “gak islami” lah, “jauh dari rahmat Allah” lah, “selalu bermaksiat” lah dan sebutan lain yang semakin memperlebar gap antara “kami” dan “mereka”. Pikiran saia saat itu bukannya tanpa alasan, saia mengalami sendiri di judge seperti itu oleh seorang oknum dari kumpulan mbak – mbak itu. Yah, namanya juga anak muda, amarahnya terkadang tidak terkendali, jadilah saia menjauhi sama sekali “komunitas” mbak – mbak itu. Astaghfirullah. Saat itu, rasanya sangat kelam, gelap dan hitam. Jiwa saia seperti kosong, tp sayangnya pikiran saia membiarkan kekosongan itu diisi dg sesuatu yang lain. Sesuatu yang membuat saia jauh dari Allah.

Sampai suatu saat di medio tahun 2013, pikiran saia tersentak, beberapa bulan setelah  hijrahnya saia ke Jakarta dari Batam. Allah SWT kembali menghadirkan cahaya hidayahnya di hati ini melalui seorang hamba-Nya saat itu, secara tidak langsung, perlahan – lahan namun pasti dan nyata. Itulah titik balik yang kembali mengingatkan saia akan langkah kecil yang tertempuh beberapa tahun lalu. Mudah – mudahan Allah SWT membalas semua kebaikannya dan selalu melindungi setiap langkahnya. Aamiin yaa rabbal’alamiin. Syukron katsiran akhii, barakallahu laka.

Jadilah sekarang, setiap Sabtu, saia bersama sahabat saia, Sepri “The Cong’s” punya agenda khusus dari jam 11.00 – 20.00. Menempuh jarak Kebayoran Lama – Stasiun Tanah Abang – Stasiun UI Depok. Terkadang ada rasa malas jika membayangkan panas, kringet, desak – desakan, hujan, becek – becek-an dan bahaya kriminalitas di jalan yg mengancam, tapi, kembali kami saling menguatkan bahwa di setiap langkah ini, tak akan pernah ada yang sia – sia di mata Alllah SWT. 

Setiap saia menjejakkan kaki, menghirup udara segar di area Universitas ini, rasanya seperti kembali ke kehidupan mahasiswa dulu di Surabaya. Melihat setiap sudut ada kumpulan beberapa mahasiswa dg beberapa lembar kertas berserakan dihadapan mereka yang sepertinya sedang mendebat suatu tema seru, ada juga yang menyendiri dengan laptop menyala didepannya, ada yang baca buku setebal ganjel pintu, ada juga yang hanya ngobrol ringan khas mahasiswa dan tidak sedikit yang sibuk dengan Hape masing – masing. Ah, pesona gadget memang luar biasa, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat ;D

Semua suasana itu, membuat saia kangen untuk bersekolah lagi. Setidaknya memunculkan lagi semangat untuk belajar sesuatu. Sensasi kegigihan untuk belajar itu rasanya muncul saat melihat kumpulan itu. Stressnya kerjaan di kantor dan peliknya masalah hidup yang bisa membuat kita mengalami penuaan dini, rasanya terlibas dan terbabat habis saat merasakan atmosfer disini, seperti anti oksidan yang bisa meremajakan dan menyegarkan kembali syaraf – syaraf di otak.  

Syukur tak henti – henti nya saia panjatkan kepada Allah SWT, satu do’a akhirnya terkabulkan disaat saia merasa ada do’a lain yang tak kunjung juga terkabulkan. 

Itu sudah cukup membuktikan bahwa Allah masih sayang sama saia. Tak boleh sekalipun su’udzon dan berputus asa atas kasih sayang Allah. Sayang Allah melebihi apapun dan siapapun.

Bismillah. Langkah kecil itu...akan saya lanjutkan. Insyaallah.

15 Mei 2014

The Cong's Goes to Kota Tua

*nulis sambil dengerin suara cempreng Dek Taylor Swift, dipelototin sama setrikaan setumpuk, teh Tarikk anget dan suara Mak Kost yang lagi transaksi jual tanah gak tau ama siapa. Damn!!! So perfect!!!*

Liburan hari Kamis ini, kembali, saia bareng temen2 The Cong’s jalan – jalan ke Kota Tua. Masih di sekitaran Jakarta juga, cuma lokasinya agak di ujung.

Meeting point di Halte Busway RS Medika Permata Hijau jam 08.00 yang diundur jadi jam 08.30 yang realisasinya menjadi 09.15. Sipppp!!! Indonesians!!! :D

First of all, ijinkan saia men-cipok busway berwarna orange yang kayak ulet itu. Karena sepanjang perjalanan saia kemana – mana di Jakarta, dia lah yang sangat berjasa mengantarkan saia dengan selamat, meski kadang penuh sesak, meski kadang AC-nya kurang mak-greengg, meski...ah sudah lah, yang penting I LOVE BUSWAY VERY MUCH!!!

Rute busway yang kami lewati menuju Kota Tua kali ini : Halte RS Medika Permata Hijau – Harmoni – Kota.

Dari Halte Busway Kota, kita langsung ngesot, eh, melipir jalan kaki ke area “Wisata Kota Tua” yang letaknya gak jauh dari Halte Busway Kota. Kalo masih newbie sama daerah situ, mending tanya saja ke orang – orang sekitar, pasti ditunjukin. Tour Guide kita kali ini, Febrina, yang kapan hari sudah duluan ‘ngunjungin daerah situ.

Memasuki area wisata, kita langsung disambut sama parkiran motor ;D

Jejeran orang jualan kaos yang ada tulisan “Wisata Kota Tua” segala macem, seni pahat – pahat – an, lukis – lukis – an, kalung gelang 10 ribuan dan komunitas mobil kuno yang nge-jejerin mobil – mobil kuno yang mana kalo kita mau foto disamping mobil mereka harus bayar 20 rebu (iiiisshhhhhh, kalo saia mah mending foto jejer beton deh, mobilnya juga berasa dirawat alakadarnya gitu).

Memasuki area utama, akan kita temui jejeran bangunan tua yang sekarang difungsikan sebagai museum membentuk kotak, ada semacam lapangan ber-paving ditengah jejeran bangunan itu. Ada museum wayang, museum BI, museum Fatahillah, beberapa cafe berkanopi, indomart, penyewaan sepeda ontel (yang menurut gw rugi bgt kl nyewa itu sepeda, mau sepedaan kemana coba?! Ngiderin kota tua?! Ya elah, jalan kaki aja napa, deket ini!!!), beberapa monumen dan penjual gorengan (loohhh...kq gorengan???!!!)

Berhubung hari ini bertepatan dengan libur nasional, jadi museumnya juga ikutan libur. DAMMIT!!! Rasanya pengen ngedobrak pintu museumnya deh, aslik, agak kecewa berat.

Jadi gini, menurut saia, JUSTRU pada saat hari libur begini nih, tempat macem musem DIHARAMKAN untuk LIBUR. 

Kenapa? Karena, satu, pengunjung kantoran seperti kami – kami ini JUSTRU baru bisa dengan leluasa pergi ke tempat beginian pada saat hari libur, bareng keluarga (BAGI YANG SUDAH MENIKAH) atau bareng teman2 (BAGI YANG SINGLE – sorry, capslock rusak kl nulis beginian x_x)

Dua, kalau cuma dibuka full dihari kerja (Senin – Sabtu, Minggu setengah hari) menurut saia agak gak bener, percaya deh, museum ini bakal cm disamperin sama adek – adek yang masih sekolah, yang mana bayarnya cm separo harga tiket itupun dipotong diskon lagi kalo masuknya kolektif. Saran saia sih, mending museumnya ditutup di salah satu hari kerja, Senin misalnya, jadi Minggu atau hari libur nasional bisa terbuka full time untuk public. Pasti pendapatan museum meningkat dan alokasi dana untuk perawatan museum akan berbanding lurus (jika dan hanya jika petugasnya ‘ndak korupin duitnya).

Berhubung misi kali ini gagal, jadi kita hanya bisa mem-visualisasikan area luarnya saja, Wisata Kota Tua masih ada di “Bucket List” saia dan next trip mungkin akan ke sini lagi sampai berhasil masuk museumnya satu per satu ;)


boneka yang sangat 'ndangdut sekali ;D
ketua geng, gelangnya harus beda :D
ini pose favorit gw :D (meriam "Jagur")

05 Mei 2014

Kamu Yang Abu Abu

Ini tentang "mencintai"

Saia tahu betul tentang rasa bernama cinta

Rasa disaat kita bisa jadi pelaku pasif apalagi aktif di sisi predikat

Dicintai itu menyenangkan, karena kita tahu betul ada seseorang di sekitar kita yang setidaknya memperhatikan, bahkan sekecil apapun tingkah kita. Bisa dipastikan dia akan selalu ada disaat kita membutuhkan. Bisa juga dipastikan dia akan menunggu selama apapun itu. Berharap bahkan akan sampai pada tahap mengemis luruhnya perasaan orang yg dicintai untuk hanya sekedar senyuman. Sekali lagi, dicintai itu sangat menyenangkan.

Mencintai? menyenangkan jugakah? belum tentu! Tp bisa jadi.

Jika ada yang memilih untuk ada di sisi "mencintai", pastikan dulu kesiapan lahir dan batin sebelum memutuskan untuk mencintai.

Karena,

Akan ada malam-malam penuh tangis.
Akan ada cemburu yang tak menentu.
Akan ada isak yg entah kenapa keluar begitu saja, kapan saja dan dimana saja.
Akan ada mata panda saat bangun disetiap pagi.
Akan ada tatapan hampa saat menatap entah apa.
Akan ada rasa sungkan saat akan memulai percakapan.
Akan ada pencarian sosoknya disekitar meski hanya punggung yang ditemukan.
Akan ada penderitaan.

Jika sudah siap dengan itu semua, silakan untuk "mencintai".

Tentang saia yang mencintai kamu.

Tentang saia yang masih kebingungan dengan perasaan saia sendiri.

Tentang saia yang entah mengapa merasa nyaman saat kamu ada.

Tentang saia yang menangis dan tersebut namamu disetiap sujud.

Tentang saia yang telah mengenali kurang dan lebihmu.

Tentang saia dan semua pengharapan tentang kamu.

Tentang saia yang masih menunggu jawaban kamu karena Tuhan sudah menjawab tanya saia tentang kamu beberapa waktu lalu.

Dan

Tentang kamu yang masih saja abu - abu

Tidak hitam,

Tidak juga putih.

Jika masih juga abu - abu, entah sampai kapan saia bisa menunggu.

Yang pasti, jika suatu saat Tuhan menitahkan kaki ini untuk beranjak menjauh, jangan lagi mencari hati saia, siapkan hatimu untuk kehilangan hati yang bisa membesarkan hidupmu kelak.

Karena saia hanya manusia.

----------------------------------------------------------------------------------

Dan percakapan kita Jum'at sore itu, seakan menjawab semua keabu-abuan ini. 
Tapi entah mengapa hati ini masih ingin bertahan untuk memilih tinggal, hanya waktu yang akan menjawab semuanya.
Dan saia masih (ingin) menunggu.

04 Mei 2014

WINTERMAR 5K – Run with heart (Jakarta Race Series)

Dear my little world ^_^

Minggu ini, kantor ini ngadain acara heitszz banget, “WINTERMAR 5K”, acara tahunan kantor saia. Tahun kemarin sih ikut daftar jadi runner, berhubung pada saat itu saia masih terhitung unyu – unyu dan masih malu – malu amsyong buat dateng, jadinya ter-skip-lah 5K tahun lalu.

Tahun ini? Ikut donk...secara kan udah gak unyu – unyu lagi :p

Latihan untuk 5K ini sebetulnya sudah jauh – jauh hari ada penjadwalannya dari kantor. Tiap 2 kali seminggu, latihannya bertahap, dari lari jarak 1K lanjut ke 2K dan seterusnya sampai 5K. Tapi ya, karena alasan males lah, kerjaan numpuk lah, mau kesana lah, mau kesini lah, akhirnya saia sama sekali gak latihan sampai hari H-nya. Nyahahahahaha, nekat amat neng!!! Gempor – gempor dah!!!

Eh tapi, liburan kamis kemarin sempet latihan di Monas ding, barengan ama NyoBer, Na’ & Seprong. Yang mana, saia ama seprong doank yang lari – lari (itupun 2K udah ngos-ngos-an to the max), Nyober ama Na’ mah numpang makan doank x_x

 
Well, acara 5K ini diadakan di Kebun Binatang Ragunan. Saia-nya antusias pake banget. Kenapa? Karena ini pertama kalinya saia ke Ragunan :D. Dari dulu pengen banget kesini tapi gak sempet - sempet. Dan ternyata yaa, Ragunan ini ademmmm banget, banyak pohonnya, gak bau kotoran burung seperti di Kebun Binatang Surabaya. Buat acara piknik keluarga (yang sudah punya keluarga) atau mau jogging-an aja disini (terutama buat yang lajang, macem GUWE), di sini sangat recommended.

Start lari dimulai jam 07.00, setelah sebelumnya ada acara pemanasan segala macem. Menit – menit awal, saia bisa lari kenceng, tp sampe di 300-an meter larinya mulai melambat, di 500 meter lebih  lambat lagi, di 700 meter mulai banyak orang yang nyalip – nyalip, di KM 1, udah...nyerah....jalannnnn aja lahhh :D
Di KM 2 tuh rasanya udah sama kayak jalan kaki dari Kebayoran Lama ke Pasar Tanah Abang. Pas liat penanda jarak, sambil ngos-ngos-an ngumpat “Yaelahhhhhhhhhhhhhhhhhhh, masih 2 Kilo segini jauhnyaaa” *menatap nanar*

Tapi ya,  yang namanya Ika mah gak akan nyerah. Apa yang sudah dimulai, pantang untuk berhenti di tengah jalan. Harus sampe finish!!! Jadi lah semangat lagi buat lari sambil ngencengin volume music di headset. Larinya sih gak sekenceng pas awal start tadi, tapi nyoba pasang target, tiap ngelewati 5 tempat sampah (ya elah...targetnya gak ada yg laen neng?!), kira – kira 300-an meter, boleh jalan 100 meter, terus berulang – ulang seperti itu sampai akhirnya nyampe finish jugaaaaaaaaaaaaa \(^0^)/ gak tau deh berapa menit...45 menit-an kali yaaa :D

Ndak pa2, yang penting nyampe finish juga :p



Dengan ngikut-nya saia di 5K ini, jadi menginspirasi buat kembali rajin jogging seenggaknya 2 kali seminggu deh, soalnya abis jogging, bisa bikin badan jadi ‘enteng, belajar ngatur nafas panjang – panjang dan menghadapi permasalahan hidup dengan tenang (wwhhatttttt??? Apaan nih yg trakhir???) :D

Tapi beneran deh, kalo pikiran lagi kalut, galau, stress, dsb, dst, dll...coba jogging pagi – pagi abis subuhan, trus pasang musik kenceng – kenceng, pasti jadi baikan dehhh, seakan – akan masalah itu keluar bareng kringet, halah...... ;D