24 Juni 2013

One Day Without Phone

Dengan sengaja weekend kemaren saia pasang status di bbm "no call, no message, no thank". Artinya, sabtu kemarin saia mau nyantai - senyantai - nyantainya. Tanpa socmed selama 24 jam terhitung dari hari minggu pukul 00.00. Tidak dalam rangka apa-apa. Hanya ingin mengukur sejauh mana ketahanan otak saia yang sudah terbiasa sehari - harinya "umek" dg socmed dan kring2nya telpon. Entah itu update status FB, BBM, Nge-tweet, blog walking ato hanya sekedar kepo-in  & stalker ke socmed tetangga sebelah. Terkadang sampai di suatu titik klimaks jenuh, saia berkeinginan untuk sehari saja tanpa socmed. Sendiri, menikmati me time di weekend ini. SENDIRI.

Apa yang saia dapat dengan "one day without socmed" kemarin?! Banyak. Saia bisa meng-khatam-kan novel "the Naked Traveler" yang sudah berbulan2 tidak terjamah. Saia bisa masak sambil nonton 2 drama korea sekaligus sampe finisshhhhh. Saia bisa bersih - bersih kamar, nyuci, nyetrika, dengerin musik seharian, nge-teh sambil duduk2 di balkon, godain kucing tetangga, tidur siang dengan damai, ibadah khusyuk, sampe maskeran. Weekend ini, aslik, saia cuma bergaul dengan diri saia sendiri tanpa direcokin sama orang lain. Rasanya damai banget.

Dan saat saia harus kembali ke dunia nyata hari ini, saia sudah siap. BB sudah ON lagi, Update lagi, kepo lagi dan stalker lagi.

Welcome Monday ^______________^

17 Juni 2013

ke mantenan (lagi)

Weekend adalah hari yang paling menyenangkan sekaligus bisa jadi paling menjengkelkan buat gw. Semua tergantung dengan ada atau tidaknya acara2 happening yang memungkinkan diri ini berada di keramaian. Gak harus rame2 banget seperti ditempat dugem misalnya. Cukup dengan adanya orang lalu lalang atau berhaha-hihi disekitar, meskipun terkadang gw sudah terpuaskan dg menjadi penonton. That's all.

Well, Minggu ini jadwalnya gw kekondangan. Nikahan temen kantor lebih tepatnya. Alhamdulillah, akhirnya berkurang 1 single girl di lantai 2. Mbak Uti....congratttsssssssss. Thanks for the invitation, so I can leave "my loneliness to spend all day long at kost ;)" this sunday *derita LDR* -_-"

Jadi, rumor tentang nikahannya mbak Uti ini udah beredar dari awal gw masuk kantor ini, sekitar 4 bulanan yang lalu deh. Sebagai calon pengantin, mbak uti ini nyantai banget loh. Gemana ga' dibilang nyantai coba, 2 hari sebelum acara nikahan baru ngambil cuti, ga' ada acara pingit2an sampe ga' ada acara perawatan2 segala. Nyantai banget ga' sik?! Kalo calon pengantennya itu gw, wwuuiiihh, gak bakalan bisa senyantai itu. Kalo perlu, seminggu sebelum acara mantenan udah ngambil cuti. Semua detail harus mendekati perfect. Koq belum2 gw udh ngerasa stress ya?! *keluh*

Sekilas pandangan mata sih, acara mantenannya pake adat jawa, diliat dari pakaian si pengantin sama keluarga mempelai. Kalo prosesinya sih kayaknya engga' ada jawa2nya ya. Prosesinya sama persis seperti acara nikahan pada umumnya. Tamu dateng, ngisi buku tamu, dapet souvenir, nyemplungin amplop, salaman sama manten, makan, haha-hihi sama tamu lain (yang dikenal, kalo ada), salaman lagi sama mantennya, foto sama manten, foto narsis2an, pulang. Udah.






Hueheheheheehe, ga' ada yang salah sih dengan prosesi diatas. Cuma ada 1 yang paling penting dan kadang kita ga' sepenuhnya nyadar. RESTU. Yuppp, dengan hadirnya kita di suatu acara pernikahan, meskipun cuma cari makan enak  (ini gw banget -_-) misalnya, itu sudah sangat berarti bagi kedua mempelai. Kenapa?! itu berarti kita sudah memberikan restu dan do'a untuk pernikahan mereka. Baik itu sebagai teman, kolega, sodara, mantan pacar, mantan musuh, sebagai apapun. Semakin banyak yang datang, berarti semakin banyak pula yang merestui dan mendoakan pernikahan tersebut.
Kalimat "Selamat atas pernikahannya, mudah2an menjadi keluarga sakinah, mawaddah warohmah" itu sederhana banget untuk diucapkan namun penuh makna dan mengandung do'a jika diucapkan dg tulus.

Maunya tadi nyuri kembang manten dikeris yg cowok, lah koq kerisnya ada di belakang -_-'