11 Desember 2012

ini tentang lelaki bermata sendu

Ini tentang lelaki bermata sendu

*mudah2an dia ga’ tau postingan ini, karena klo tau, saia bisa spot jantung mendadak*

Saia mengenalnya hanya beberapa bulan lalu dan langsung merasa jatuh hati pada mata sendunya. Tolong digarisbawahi kalimat “MERASA” - nya ya. 
Well, kalo dipikir – pikir ke belakang, rasanya hati saia ini gampang sekali jatuh pada lelaki model – model begini. Mata sendu, terlihat baik hatinya dan murah senyum. So typical, sepertinya semua perempuan juga suka dan mau bilang apa kalo sudah hati yang berbicara. Cuma ya itu, berdasarkan pengalaman saia jatuh hati kepada beberapa lelaki (meski ga’ ada satupun yg berlanjut ke arah berpacaran, karena Ajusye Oppaa-nya saia punya standard terlalu tinggi untuk dapat ditaklukkan oleh para lelaki ini), tampang bisa aja sendu kayak ga’ punya dosa & baik hati ke semua orang itu, tapi itu semua ga’ menjamin kenyamanan saat berduaan saja dengannya. Maklum, untuk masalah kenyamanan ini menurut saia sangat penting saat menjalin suatu relationship, baik itu pertemanan maupun berpacaran. 

Long story short, sudah hampir 3 bulan ini saia mengenal “lelaki bermata sendu” ini. Seiring semakin intensnya pertemuan yang melibatkan berbagai macam topik perbincangan di beberapa suasana, sampailah saia pada suatu penilaian tentang lelaki bermata sendu ini. Pun dia pastinya juga sudah punya score tersendiri untuk saia. Mungkin betapa cablaknya saia, agak tomboy, tiba – tiba ngilang trs muncul tiba - tiba, pemaksa padahal bukan siapa2, pencemburu yg terlalu dini, super duper jahil, dll, dsb, dst, dan itu terserah, dia berhak untuk menilai saia seperti itu.

=> => So far, lelaki bermata sendu ini memang agak bawel dalam beberapa hal, hanya saja kebawelan dia ini adalah dampak dari sifatnya yg cenderung tergesa – gesa dan gampang panik jika dihadapkan pada satu kondisi yg ga’ normal. Padahal diawal perkiraan saia, dia berperawakan cukup tenang, dan untuk satu ini ternyata saia salah. Pointless.

=> Dia baik hati. Memang. Ke semua orang tapinya. Well, sama sekali ga’ ada yg salah dengan baik hatinya ini. Yang salah adalah penafsiran saia yg terlalu ke-ge-er-an dg semua perhatiannya. Awalnya perhatian itu saia anggap istimewa (yg mana harusnya Cuma saia yg dapet), tetapi ternyata perhatian itu tertebar juga ke semua orang, jadi sebetulnya biasa aja kan ya?! *Ketawa* *Dalam hati nangis*. Well, time heals the pain, meski awalnya kecewa mampus, alunan musik jazz di ipod tiap pagi mampu menyembuhkan kekecewaan ini dan akhirnya menjadi biasa saja. :)

Be right back. Buka kulkas. Ambil secuil chunky bar. Ngunyah. Telen. Lanjut nulis.

=> Saat berdua, serunya perbincangan hanya terjadi saat saia hanya bisa menatap punggungnya. Saat perjalanan pulang misalnya. Tapi saat berhadap – hadap – an mata ketemu mata, kalo persentase hanya terbatas 100% maka 80% perbincangan ada diantara dia bersama smartphone-nya dan akan berhenti saat makan, baru keberadaan saia tak lagi terabaikan. See?! Membosankan? SANGAT. AMAT. BANGET. Rasanya pengen bilang “OIIYYYY, MASSSSSS, AQ DUDU’ WATU LOH!!! AJAK-EN OMONG PO’O” *ngambil paksa BB-nya, injek2, tamat riwayat si BB, puassss*

Mungkin ini karena kami belum mengenal terlalu lama, jadi dia-nya masih grogi ngobrol sama saia (ini prasangka positifnya) atau malah si BB lebih cantik daripada wajah saia?! *BRB. Mau Operasi Plastik Dulu*

Tragedi diatas ga’ bakalan kejadian kl saia bareng sama Ajusye Oppaa. Saat kami berduaan, mau disebelah ada cowok/cewek secakep malaekat  lagi jengking2 ato ada panggilan masuk yg urgent mampus, ga’ bakalan mengusik serunya obrolan kami. A sampai Z pasti ada dalam pembahasan, 1 sampe sejuta kali ketawa pasti jadi bumbu disetiap cemoohan. Iya, kami gila, bodoh dan kekanak – kanak – an jika berdua. Itulah romantis. *Oiiyyyy, ganti topik Oiiyyyyyyyy*.

Well, sementara 3 point diatas yg bisa saia jabarkan tentang Lelaki Bermata Sendu. Kalo ditanya, jadi kalian sekarang gemana? Jawabnya : ga’ gemana2 sih, dia itu Mas Bawel yg sanggaatttttttt baik buat saia, dan saia adalah Adek Rese’ dg segudang kejahilan yg rese’ banget buat dia (karena jahilin dia itu adalah kebahagiaan saia :D).

So, menurut saia, jangan pernah terpatok pada rasa yg tercipta di awal saat mengenal seseorang, karena dalam perjalannya, rasa itu bisa berubah arah beberapa derajat bahkan hingga 180 derajat, berlawanan sama sekali dg apa yg dirasa diawal pertemuan. Sekian.