12 Juli 2010

Berusaha Membunuh Rasa Tak Biasa

“Pernah merasa cemburu?”

jika ada yg menanyakan kepada saia pertanyaan itu maka jawaban standar akan terlontar dr mulut seksi saia jawab seperti ini :

“pernah.”

dan kalau pertanyaan itu dilontarkan kepada saia saat ini, dengan cepat saia akan menampar pipi orang yang bertanya

“PPPPPLLAAAAAAKKKKKKK!!!!PPLLLAAAAKKKKKKKK!!!!”

sambil mengumpat:

“Anjing!!!Bangsatt!!!Sialaann!!!Taikk!!! loe ga’ ngerti hari ini gw lg ngalamin itu?? harusnya loe ngerti perasaan gw!!!”

-kalimat diatas hanya imajinasi saia saja sodara-sodara, do not imagine I’ll do that bad behavior, I’m still a kind and nice personality ^_^ -

Andai saia bisa mengumpat semudah itu dan andai ada orang yg bersuka cita bisa menerima umpatan saia, mungkin hati ini leeeggaaaa rasanya karena tak perlu repot-repot lg menahan lelehan air mata dari mata yg dari tadi me-merah dan memanas.

“Cemburu sama sapa??si Abang??”

OOwww SHIT!!! bukan, saia bukan cemburu padanya, si Abang bersikap sangat-sangat-lah baik sejak 2 tahun yg lalu.

“Jadi??”

hhhhh, baiklah,,baiklah,,saia mengaku,,,saia cemburu pada “Hujan” (bukan nama sebenarnya, tp sebut saja begitu).

“Kenapa cemburu??toh dia bukan pacarmu??”

Iya, saia sangat tau itu. Akhir-akhir ini saia sangat dikacaukan dengan yang namanya “pendamping hidup”. Mengingat beberapa hal yg bs menggagalkan hubungan saia dg si Abang, akhirnya saia dalam diam mencari seorang calon soul mate seandainya si Abang  (jadi) pergi nanti. 

Beberapa bulan lalu sepertinya saia mulai menemukannya, hanya saja tidak yakin. Beberapa minggu berlalu sejak penemuan itu, tentunya bukan hal yang mudah untuk saia berusaha memunculkan sinyal-sinyal darinya sambil dg gambling menilai ada atau tidaknya sinyal itu.
Yupp!!! Dan hasilnya :
“mungkin saja ada”!!!! -sambil berharap 100% ada-

Saia hanya menunggu first movement dari si “Hujan” setelah sebelumnya telah melakukan “primary movement” berharap sejuta respon meski itu hanya kerlingan kecil di ekor matanya. hhhhh, selalu begitu dari dulu. 

Menunggu dan menunggu dan menunggu,,, first movement yg saia terima darinya ternyata hanya datar-datar saja. 

“Jjjjjeeeeddduuaaakkkkk,,pprraakkkkk,,,”

Seperti terjatuh lalu tersungkur dari ketingggian berjuta-juta meter rasanya. Suaaakkittt!!! ditambah lagi berbagai simpang siur bawel yg menyatakan bahwa si “hujan” tak lagi berstatus available. 

–kata orangorang- Sudah ada si “bledek” yg menemani, parahnya lagi “witing trisno jalaran soko kulino” terjadi diantara si “hujan” dan si “bledeg”. Awalnya saia anggap angin lalu, tetapi ternyata tidak, saia menyaksikannya HARI INI, KEMARIN DAN DUA HARI YANG LALU!!!shit…shit…shit!!!!

“GGeedduubbrraaakkkkkkkk..”

kali ini saia tak hanya jatuh dan tersungkur lagi, tapi ada guci dari baja seberat 1 ton menimpa kepala. 



"Duuhhh,,Gustiiii,,nyuwun pangapunten sing katah… Astaghfirullahal’adhim. Mohon ampun jika kemarin-kemarin waktu saia hanya dihabiskan untuk memikirkan hal-hal tidak-tidak tentang si “hujan”. Mungkin bukan saia yg terbaik untuknya dan sebaliknya. Sekarang saia kembalikan semuanya kepada Mu Gusti Allah dan saia akan tetap menunggu yang terbaik dari Mu sambil berusaha memberikan yg terbaik untuk Mu. Mohon jangan uji saia lagi dengan urusan hati seperti ini ya Rabb, karena saia paling tidak siap menerima sakitnya." Amien.

Ini bukan salah saia, si “Hujan” ataupun si “bledek”. Rasa tak biasa itu datang tanpa permisi dan bisa jadi pergi tanpa diusir terlebih dahulu. Perlahan-lahan saia akan menghilang dan berharap untuk beberapa waktu kedepan bisa menghabiskan hari-hari tanpa gangguan si”Hujan” maupun si”Bledeg” karena saia butuh beberapa waktu yg relatif lama untuk recovery rasa menjadi netral kembali."



Heiyyy, kenapa tiba-tiba saja saia jdi kangen si Abang??
hhhhhh, mungkin malam ini saia mengobrol saja dengan dia di warung nasi goreng kompleks sebelah. Dan saia akan memesan teh panas. Hot tea, anyone??

Tidak ada komentar: